Jumat, 13 April 2018

Sikap Toleransi untuk Kreativitas


Manajer dan karyawan harus sama-sama membangun sebuah sikap untuk bertoleransi terhadap perubahan akibat kreativitas yang ditawarkan. Hubungan yang sehat tersebut juga menyangkut hubungan yang terjaga untuk rasa aman dari si pemberi ide atau inovasi. Suasana saling menghargai perlu diciptakan dan dijaga secara konsisten agar jangan ada kekhawatiran bahwa ide yang diberikan akan dikritik, ditertawakan atau diejek oleh pihak lain.

Bila rasa menghargai dan percaya muncul diantarasesama karyawan dan pimpinan maka hal ini akan mendorong inspirasi dan menepis perasaan negatif atau kekhawatiran akan kritik negatif. Ciri lain dari timbulnya kondisi sehat ini adalah bentuk dorongan, motivasi, pelatihan atau ada peluang untuk kreatif yang diberikan para pimpinan. Dengan menciptakan kondisi demikian maka kebutuhan kreativitas akan timbul tidak
hanya pada level pribadi kar yawan saja, tapi meningkat sampai level organisasi perusahaan.

Dengan kondisi ideal tersebut, karyawan tidak lagi berangkat  ke tempat kerja dengan tekanan setiap hari. Pekerjaan yang dijalani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, makanan, pakaian, tempat tinggal atau pemenuhan kebutuhan yang lain menjadi tempat yang nyaman dan disukai. Pekerjaan yang dilakukan akan dianggap sebagai tantangan dan tekanan kerja tidak lagi menjadi momok yang menakutkan. Pada akhirnya tingkat stress akan menurun drastis. Stress yang ada tersisa akan dianggap menjadi tantangan daripada beban. Bila anda membiarkan kreativitas muncul maka hati dan jiwa anda akan semangat dalam bekerja yang pada akhirnya akan mendorong karir anda juga nanti.
Kondisi itu tidak harus ditunggu, melainkan diciptakan.

Anda sebagai pimpinan atau sebagai karyawan harus mau
mencoba untuk menjadi pelopor kreatif dalam area kerja anda. Buat diri anda menjadi individu yang aktif untuk menciptakan suasana nyaman tadi. Harus diakui memang, secara nyata kondisi ideal diatas sulit dilaksanakan. Kenapa? Mindset atau pola pikir pada jaman sekarang sudah menempatkan semuanya diatas fondasi persaingan. Malah ketulusan, keterbukaan, kejujuran selalu dianggap sebagai sikap keluguan, ketidakdewasaan dan malah kemunduran. Seakan-akan politik kantor sama parahnya dengan mafia. Banyak orang yang sinis dengan kondisi ideal diatas. Coba pikir ulang? Coba lakukan pendekatan baru. Apakah harus seperti itu? Apakah tidak ada cara lain untuk mengubahnya?

Disini anda sudah mulai menggunakan kreativitas untuk melihat masalah tersebut. Ingat salah satu yang dituntut kreativitas adalah ketahanan anda ketika anda sedang menghadapi masalah. Kita tidak bertindak seperti seorang anak manja yang meminta sesuatu datang dengan sendirinya dengan sebuah rengekan. Kita
melakukan satu proses berpikir, berkontemplasi dan mencari solusi.

Kreativitas adalah salah satu jalannya untuk mendapatkan ide dan pemikiran baru. Anda harus melakukan sesuatu pendekatan baru terhadap status quo di kantor anda misalnya. Membangun kondisi ideal diatas adalah salah satu tantangan yang nyata bukan? Hampir semua kantor memiliki intrik dan persaingan tersembunyi. Namun itu bukan alasan untuk tidak mencoba dan membangun kreativitas secara bersama-sama. Beberapa perusahaan memang menghalangi munculnya kreativitas di area kerja. Ada kekhawatiran bahwa dengan munculnya kreativitas maka akan muncul pula kekacauan sebagai dampaknya. Argumen yang diberikan adalah kreativitas akan memicu ketidak logisan, kekacauan peraturan dan tidak dapat dikendalikan.Hal ini tidak akan terjadi bila dibuat pendekatan yang sesuai. Ini adalah model kerja dari industri di era lama. Memang masih ada sisa-sisanya sampai sekarang karena pimpinan perusahaan saat ini sudah terbiasa menerapkan dan diajarkan dari muda oleh para pimpinan mereka.

Kenyataannya saat ini dunia sudah berubah banyak. Teknologi mengubah cara bertindak kita sebagai sebuah komunitas global. Persaingan meningkat, mau tidak mau perusahaan harus merespon perubahan ini dengan konsolidasi internal atau perusahaan bisa kolaps dan bangkrut. Bila bertahan dengan model lama, maka nasibnya akan seperti dinosaurus punah.

Jika anda mendorong kreativitas didalam perusahaan anda dan mendukung orang yang bertalenta, maka akibatnya anda akan menjadi sangat kompetitif pada akhirnya, tidak perduli apapun industri anda. Menurut riset majalah Fortune pada tahun
1998, ditemukan bahwa karyawan yang memiliki motivasi tinggi lebih produktif sampai 127% dibanding dengan karyawan dengan motivasi biasa di lingkungan kerja yang kompleks. Sederhana saja, jika karyawan tersebut merasa puas dan tertantang dalam pekerjaannya serta merasa nyaman dengan perusahaan, maka dia akan lebih termotivasi dan dampaknya adalah lebih produktif. Jadi pekerja yang senang adalah pekerja yang produktif!

Tapi sayangnya di era sekarang ini, kita menjadi negara yang dipenuhi dengan pekerja workaholic. Jika kita tidak bekerja dan sibuk selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu maka kita merasa diri kita adalah pemalas. Kita tidak ingin dilihat orang lain sebagai pekerja yang tidak produktif. Tapi kesibukan yang demikian adalah tanda dari rendahnya harga diri dan seharusnya dihindari. Ini adalah sisi negatif dari kehidupan manusia modern saat ini. Kita mempersepsikan kesibukan dengan produktivitas. Kita berpikir bahwa waktu adalah uang dan kita harus memanfaatkannya hanya untuk bekerja saja. Itulah produktivitas. Kerja identik dengan sibuk.

Cobalah untuk rileks ditempat anda jika mengalami kebuntuan Tidak masalah sebenarnya bagi anda untuk duduk dan diam sesekali. Sementara itu anda bisa menenangkan diri dan memikirkan masalah dengan lebih santai. Inkubasi masalah akan terjadi dengan baik jika anda berpikir tenang. Jawaban akan muncul lebih mudah tanpa anda harus berhenti berpikir tentang masalah itu sendiri. Bahkan tidur siang pun bisa menghasilkan mimpi dengan ide solusi dari masalah yang anda hadapi.

Jadi ketika anda menghadapi masalah yang rumit dan anda bingung mencari solusinya. Coba lakukan saran ini: beristirahatlah sejenak dan memandang hal lain untuk membuat pikiran anda relaks. Lalu kembalilah memandang persoalan anda dengan lebih santai. Kesibukan berpikir dan memaksakan diri untuk mendapatkan solusi sering malah kontra produktif. Anda akan semakin tertekan karena anda membuat batas waktu imajiner didalam pikiran anda. Anda menganalogikan seperti pelari jarak pendek. Anda berlari secepatnya demi mengharap garis finish. Diri anda yang membuat asosiasi solusi dengan garis finish, dan diri anda pula yang membuat asosiasi pelari dengan kecepatan kerja. Padahal anda bisa saja memilih asosiasi lain. Anda seorang penembak jitu. Anda diam dengan tenang sambil melihat sasaran anda dan memilih posisi terbaik untuk menembak. Dengan satu pelatuk, sasaran anda kena. Asosiasikan peluru dengan ide solusi yang tepat. Asosiasikan posisi dengan pilihan metode yang cocok anda gunakan. Asosiasikan sasaran sebagai target akhir masalah anda.

Kedua analogi itu tetap membutuhkan waktu sebagai pembatas (deadline) tetapi keduanya bertindak berbeda. Analogi pertama menuntut kecepatan anda dan anda tertekan karena meletakkan diri anda sebagai pelaku. Sementara analogi kedua meletakkan peluru sebagai solusi sementara anda memilih posisi layaknya memilih ide dan ide terbaik sebagai peluru. Anda tidak diburu waktu dan anda tidak dipaksa lari.

0 komentar:

Posting Komentar