“Zen bukanlah suatu jenis dari kenikmatan, tetapi konsentrasi pada kegiatan rutin yang biasa dari keseharian kita” - Shunryu Suzuki
Untuk mencapai tingkat ketenangan Zen, semua harus pada posisi yang berimbang. Harmoni atau keseimbangan adalah kuncinya. Masalahnya ada didepan anda, lengkap dengan keahlian dan talenta untuk memecahkannya. Anda tahu anda bisa melakukannya. Anda dipenuhi dengan rasa percaya diri. Kreativitas memenuhi ruang sekeliling anda. Semuanya hanya singkat. Sebuah atmosfir yang sempurna untuk memecahkan masalah. Dan semakin banyak orang yang terlibat dalam prosesnya, maka akan semakin banyak energi disana.
Ketika energi sudah beraada pada puncak kekuatan dan anda tahu bahwa keahlian anda sangat cocok dengan tugas itu, maka kondisi ini dikenal dengan nama “momen putih”. Sebuah momen yang dikenal ketika semua hal sesuai secara harmonis. Atlit sering menyebutnya dengan istilah “didalam zona”. Mereka tidak bisa melakukan kesalahan. Keahlian mereka begitu sesuai dan cocok dengan tantangan yang dihadapi, mereka seperti melebur didalamnya.
Di
dalam dunia ilmiah disebut dengan “aliran”. Tidak perduli dengan jenis
aktifitas yang anda upayakan, jika keahlian anda cocok dan sesuai dengan
tantangan, maka anda akan dipenuhi dengan energi kreativitas.
Seakan-akan langit disekitar anda penuh dengan awan kreativitas dan
petir ide. Ide itu mengalir dan semua berjalan dalam harmoni yang
sempurna. Semua yang anda lakukan tampak menyatu dan berjalan nyaris
tanpa usaha yang berat. Anda seperti bisa melakukannya sambil tidur.
Anda bisa mengatakannya tidak cocok jika anda merasa khawatir bahwa keahlian dan talenta anda tidak sesuai dengan tugas yang ada. Anda akan merasa gugup dan takut akan kegagalan. Jika dalam keadaan tertentu, keahlian anda jauh lebih tinggi daripada tantangan maka anda akan merasa bosan dan jenuh. Di titik ini anda seperti melakukan sesuatu yang tidak maksimal dan tidak memanfaatkan sepenuhnya kemampuan anda. Anda butuh tantangan baru.
Ahli neurologi menemukan bahwa ketika anda sedang dalam “aliran”, sebenarnya anda menggunakan energi yang lebihsedikit dibanding dengan bergulat pada masalah yang sama. Hal ini terjadi karena keahlian yang dibutuhkan untuk tugas itu sudah ada pada anda dan anda sudah siap untuk tugas itu. Berbeda jika tidak sesuai, maka anda akan mengeluarkan energi ekstra untuk menyesuaikannya.
Pasti pernah anda alami, ketika anda sedang dalam tingkat mengikuti “aliran”, maka anda akan kehilangan kepekaan dengan berjalannya waktu atau kesadaran diri sendiri. Dalam filosofi Zen kondisi ini disebut dengan “tanpa sadar”. Anda begitu tenggelam dengan apa yang anda kerjakan dan terperosok jauh kedalam aktivitas anda. Inilah yang terjadi ketika anda menggunakan energi kreatif yang besar yang bisa anda akses.
Anak-anak tampaknya lebih mudah masuk ke tingkat “aliran” dibanding orang dewasa. Mereka bisa melupakan diri mereka dan juga lupa akan waktu. Orang dewasa lebih sadar akan pergantian waktu dibanding anak-anak yang juga dikenal lebih nyaman dengan kondisi “tingkat tanpa waktu” ini.
Contoh sederhana namun banyak disekeliling kita adalah fenomena anak-anak yang main video game. Kita orang dewasa sering bingung bagaimana mereka bisa larut dalam permainan itu. Sampai-sampai makan dan belajar pun ditinggalkan. Namun, dengan pembahasan pada bab sebelumnya anda sudah bisa mengerti kenapa mereka bisa larut. Video game merupakan sarana yang interaktif dan muatannya mampu mengaktifkan semua indra rangsang dari pemainnya.
Bandingkan dengan belajar yang kurang memberikan interaksi dan bersifat monoton. Itulah alasannya mengapa saat ini guru berusaha menarik perhatian siswa dengan menggunakan alat peraga agar mampu menyedot perhatian dan membuat mereka fokus kepada pelajaran yang diajarkan.
Bayangkan sekiranya video game dijadikan alat pelajaran, betapa menyenangkannya bukan? Hei, apakah ini ide baru? Tidak, ide ini sudah diaplikasikan beberapa tahun lalu di Amerika Serikat. Mereka membuat berbagai jenis game dengan tujuan pendidikan serius. Selain itu mereka juga menggunakan beberapa game komersil sebagai alat ajar dan peraga di kelas. Jadi sudah terbukti bahwa sistem pendidikan dengan multimedia mampu menyedot konsentrasi anak-anak dengan amat baik.
Ditemukan melalui riset bahwa video game dianggap sebagai “immersive tool” yang sesuai dengan pengembangan otak manusia pada usia dini. Dengan sifatnya yang interaktif, video game memaksimalkan penggunaan otak kiri dan kanan sekaligus pada saat bersamaan. Otak kiri mengatur strategi, sementara otak kanan merespon semua visual yang didapat dari layar. Intensitas informasi yang dihasilkan interaktifitas video game dalam kecepatan tinggi (terus menerus karena dimainkan) membuat seorang anak terpaku atau terfokus untuk terus terkoneksi dengan game tersebut. Itulah kenapa mereka jadi lupa diri dan waktu.
Apa yang bisa membuat frustrasi anak-anak adalah ketika mereka ditarik kembali ke alam yang menggunakan waktu dan ketika mereka dikeluarkan dari kreativitas tanpa ruang milik mereka. Terlalu banyak jadwal bisa membuat anak-anak kehilangan kreativitas. Hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa sebenarnya, namun kita lebih sering menganggap bahwa jadwal adalah salah satu tanda “kesuksesan” orang dewasa. John Bradshaw berkata, “Anak-anak adalah Master Zen alamiah; dunia mereka baru setiap hari.”
Yang kita semua butuhkan adalah kondisi “tanpa waktu Zen” untuk membantu diri kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita perlu membangun atmosfir yang demikian didalam rumah. Tidak ada yang lebih nyaman ketika kita masuk kedalam “zona itu”, “aliran”, atau “momen putih”. Coba cari dimana anda bisa mendapatkan kondisi tersebut didalam keseharian anda. Nikmati pekerjaan anda. Bersenang-senanglah dalam proses pemecahan masalah yang sedang anda lakukan dan letakkan masalah yang sebenarnya dibelakang anda.
Semoga anda sudah menemukan tempat yang nyaman itu. Karena itu adalah salah satu sarana anda untuk melakukan proses kreatif. Disayangkan sekali jika anda sampai membaca bab ini, tetapi belum menemukannya. Jangan ragu, segera cari. Tidak ada kata terlambat. Anda bisa mengulang semua latihan yang ada dibuku ini kembali.
Semoga anda juga sudah melakukan banyak latihan selama membaca buku ini. Dan latihan itu dimaksudkan untuk memberikan anda perspektif baru sekaligus membangun kebiasaan positif yang akan membantu anda dalam kehidupan sehari-hari. Latihan itu mungkin terkesan lucu dan aneh, tapi jika anda melakukan perenungan maka anda akan menemukan banyak poin penting didalamnya. Semakin aneh latihannya maka akan semakin besar menarik anda dari kebiasaan yang selama ini anda bangun. Semakin besar kesadaran anda berusaha untuk menerimanya. Proses penerimaan itu tidak gampang, membutuhkan waktu. Itu bagus untuk membuat guncangan kesadaran yang diperlukan agar anda mau melihat dari sudut pandang baru.
Beberapa latihan juga terkesan sepele, malah seperti main-main. Padahal maksudnya sama sekali bukan untuk itu. Pikiran kita cenderung meremehkan hal-hal kecil namun krusial. Ingatkah anda akan pepatah: kita tersandung oleh kerikil dan bukan batu besar?
Begitu banyak latihan, lalu tujuannya untuk apa selain membangkitkan kebiasaan baru? Anda akan lebih mengenal diri anda dan potensi anda. Sesuatu yang anda pikir sudah anda ketahui bisa saja menyimpan potensi tersembunyi dan itu adalah kreativitas anda! Dengan melatih diri, kesadaran anda akan dibuka akan rutinitas sehari-hari yang anda lewati. Anda bisa melihat apa yang sering anda lakukan dengan sudut pandang yang berbeda. Tidak hanya dari satu sisi, tapi berbagai sisi. Anda bisa
memfokuskan diri kepada poin atau masalah tertentu yang anda hadap