Senin, 16 Januari 2017

Bermain Musik Bikin Otak Makin Tajam


Main musik terbukti bikin otak tajam. Sains membuktikan latihan main musik dapat mengubah struktur dan fungsi otak menjadi lebih baik, memperbaiki memori jangka panjang dan membuat perkembangan otak lebih baik untuk mereka yang memulai sejak masa kanak-kanak.
Musisi juga memiliki mental lebih waspada, menurut sebuah riset baru. Studi dari University of Montreal yang diterbitkan pada edisi Februari jurnal Brain and Cognition membuktikan musisi secara bermakna memiliki reaksi lebih cepat dibandingkan bukan musisi.
Penemuan ini menyarankan kita untuk belajar bermain instrumen musik agar otak tetap tajam, meskipun usia bertambah. Main musik pun membantu mencegah aspek-aspek tertentu yang menyebabkan penurunan sisi kognitif orang dewasa tua.
"Ketika kita bertambah tua, misanya, kita tahu waktu reaksi menjadi lebih lambat," kata Simon Landry, pemimpin penelitian dan mahasiswa PhD di bidang etika biomedis.
"Jadi jika kita tahu bahwa bermain instrumen musik meningkatkan waktu reaksi, bermain instrumen akan membantu mereka," tambahnya.
Untuk sebuah studi kecil, periset membandingkan waktu reaksi 19 mahasiswa non musik yang direkrut dari program musik universitas dan telah bermain instrumen selama paling tidak tujuh tahun. Peserta itu meliputi pemain biola, perkusi dan harpa.
Setiap peserta didudukkan di ruang tenang dan diminta tetap memegang mouse komputer di satu tangan dan tangan yang lain kotak kecil yang kadang bergetar tanpa suara.
Peserta-peserta itu diinstruksikan mengklik mouse ketika kotak bergetar, ketika mendengar suara dari speaker di depan mereka atau keduanya terjadi bersama-sama. Stimulasi itu dilakukan masing-masing 180 kali.
Seperti hipotesa, musisi secara bermakna memiliki reaksi lebih cepat dibandingkan bukan musisi dalam hal pendengaran, sentuhan multi stimuli dan rangsangan.
Landry mengatakan ini sepertinya, karena bermain musik melibatkan berbagai indra. Dengan sentuhan, misalnya, seorang pemain biola harus merasakan dawai di jari tetapi ia juga harus mendengar suara tepat untuk dihasilkan ketika ia menyentuh dawai tersebut.
"Pelatihan indra dalam jangka panjang untuk konteks memproduksi suara yang diinginkan musisi menyebabkan penguatan jalur neural sensori," kata Landry.
"Sebagai tambahan, menggunakan indra-indra dalam sinkronisasi jangka panjang, karena musisi berlatih bertahun-tahun, membuat waktu reaksi multisensor jadi lebih cepat," tambahnya.
Sebelumnya, Landry pun meneliti bagaimana otak musisi memproses ilusi sensor. Bersama dengan penemuan sebelumnya, hasil penelitian menyimpulkan musisi lebih baik dalam hal mengintegrasikan input dari bermacam-macam indra.
Masih lebih banyak studi dibutuhkan untuk menentukan apa dan bagaiman pelatihan musik dapat memperlambat penurunan kognitif alami yang terjadi ketika kita menua.
"Bermain instrumen musik berdampak pada kemampuan di luar musik," simpul Landry.
"Kami hanya memulai untuk mengerti lebih baik dari manfaat latihan musik," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar