Sejarah Desain Grafis
Ilmu desain grafis belum begitu lama
ada, Istilah graphic design yang berarti Desain Grafis pertama kali dikemukakan
oleh William Addison Dwiggins pada tahun 1922, sebenarnya sejak zaman
prasejarah sudah ada aktivitas manusia untuk membuat seni yang seperti desain
grafis, beberapa diantaranya adalah di Gua Lascaux, Kolom Trajan Roma,
Manuskrip abad pertengahan, dan Neon Ginza. Dalam sejarah yang panjang dan
seiring perkembangan komunikasi visual di abad 20 dan 21, Banyak terjadi
kesaaman pada seni periklanan, desain grafis, dan seni rupa. Nah seiring
perkembangan Zaman, Desaijn Grafis sekarang mempunyai banyak fungsi bagi
kehidupan masyarakat, Hampir semua aspek memerlukan Desain Grafis.
Sebuah
produk desain yang sudah dipublikasikan kepada khalayak, tercipta melalui
beberapa proses tahapan atau jenjang.
1. Visual Comunicator
Merupakan
orang pertama yang menyampaikan pesan dari klien dalam membuat produk
informasi. Gagasan dan ide semua bermula dari sini
2. Visualiser
Orang yang menindaklanjuti ide atau gagasan dari Visual Comunicator, Oran ini bertugas untuk memvisualisasikan/ menggambarkan suatu ide yang awalnya masih dalam angan-angan menjadi bentuk sketsa kasar (draft) dari apa yang ditangkapnya.
Orang yang menindaklanjuti ide atau gagasan dari Visual Comunicator, Oran ini bertugas untuk memvisualisasikan/ menggambarkan suatu ide yang awalnya masih dalam angan-angan menjadi bentuk sketsa kasar (draft) dari apa yang ditangkapnya.
3. Copy Writer
Tugasnya untuk Menindaklanjuti hasil draft dari Visualiser, dipadukan untuk merancang kata-kata yang pas untuk desain tersebut. Peran ini sangat penting karena kata-kata yang dirancang harus mampu mengkomunikasikan ide tersebut kepada khalayak agar orang yang melihatnya mengikuti pesan yang kita sampaikan.
Tugasnya untuk Menindaklanjuti hasil draft dari Visualiser, dipadukan untuk merancang kata-kata yang pas untuk desain tersebut. Peran ini sangat penting karena kata-kata yang dirancang harus mampu mengkomunikasikan ide tersebut kepada khalayak agar orang yang melihatnya mengikuti pesan yang kita sampaikan.
4. Pekerja Grafis
Tugasnya
untuk menyusun typographi, tata letak (layout), elemen gambar agar menjadi
menarik, dan memiliki nilai artisitik yang tinggi. Yang selanjutnya tugas
pekerja grafis ini mempersiapkan karya tersebut untuk diserahkan kebagian
percetakan. Pekerja Grafis ini berbeda dengan Designer Graphic, kalau Designer
Graphic adalah seorang perancang yang membuat karya dari nol, jadi Designer Graphic bisa dibilang dapat
mencakup semua peran diatas tadi.
Demikian sedikit ulasan tentang Desain Grafis, semoga bermanfaat. Menjadi seorang pekerja desain grafis itu
sangat menyenangkan karena kita bias bebas berimajinasi mengsah kreatifitas
kita, itulah mengapa saya pribadi sangat senang dengan desain grafis, dan ingin
selalu mempelajari dan berbagi sedikit pengetahuan kepada sobat semua.
Apa yang harus dipahami Desainer Grafis?
Desainer grafis setidaknya adalah individu
menguasai suatu keterampilan dan pemahaman konsep yang luas. Pada
lazimnya, desainer bekerja dengan cara berbeda-beda dalam mempraktekkan
proses desain dan biasanya bertindak sesuai dengan ikhtisar yang berasal
dari latar belakang masing-masing pengalaman dan pendidikan. Maka
wajarlah jika seorang praktisi tidak mengembangkan semua aspek keahlian
desain grafis, tapi biasanya hanya memilih satu atau dua spesifikasi
saja. Misal, praktisi desain grafis yang suka terhadap media cetak,
biasanya memiliki spesifikasi kerja yang berkaitan dengan mass media
seperti majalah, koran atau buku. Didalam lingkup pendidikan desain,
juga tidak semua aspeknya dapat dipelajari secara menyeluruh. Idealnya
sebuah pendidikan desain dirancang dalam format yang memiliki kompetensi
dan disesuaikan dengan masing-masing spesifikasi praktek kerja desain.
Institusi atau Program pendidikan tertentu yang
berbasis desain grafis biasanya memiliki beragam kategori dalam materi
pembelajaranya dan pada setiap kategori akan dikemas dalam bentuk
kurikulum. Namun tidak semua kategori tersebut dipelajari oleh siswa
atau mahasiswa, tergantung pada fokus atau kompetensi dari kurikulum itu
sendiri, bahkan ada beberapa program pendidikan desin grafis yang
menekankan materi pembelajarannya pada materi-materi tertentu secara
mendalam dan spesifik.
Berikut adalah suatu ikhtisar dari delapan kategori yang dapat ditemukan dalam kebanyakan program pendidikan desain grafis.
1. Pemahaman terhadap Persepsi, Visual Organisasi dan Estetika
Desainer bekerja dengan format visual dan bagaimana
format itu diaplikasikan untuk menyampaikan suatu maksud. Format ini
dikenal dengan Bahasa Visual. Bentuknya sangat beragam, dapat berupa
titik, garis, bentukan, wahana, volume, ruang, area, teksture, warna dan
sebagainya yang berwujud secara riil berupa type, image, photo maupun
teks, baik dalam tampak dua dimensi maupun 3 dimensi. Pemahaman aspek
dasar kosa kata visual bagi desainer dibangun dengan memperkuat persepsi
pada format-format tersebut. Selanjutnya, desainer akan
mengorganisasikan semuanya dengan kemampuannya mengeksekusi visual
berdasarkan pengalaman dan pemahaman estetik yang dimilikinya. Beberapa
hal konkret yang perlu dipahami misalnya:
-
Pemahaman Struktur Format; mengkaji aspek positif dan negatif dari beragam format.
-
Analisa dan Uji Coba Format; bagaimana suatu format 2 dimensi atau 3 dimensi dapat ditempatkan pada sebuah ruang atau media.
-
Pertimbangan terhadap Struktur dan Sistem; merupakan suatu upaya keteraturan dalam melakukan proses kerja desain. Misal: menggunakan grid system/sistem garida dalam menciptakan aspek harmonis dalam sebuah rancangan.
-
Ekplorasi Gejala Visual; menangkap respon intuitif terhadap format, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya.
-
Komposisi dan Kerangka Visual; mengambil keputusan mengenai apa yang harus ditampilkan pada sebuah image dan bagaimana unsur-unsur dalam image-image tersebut jika dibandingkan atau disandingkan antara satu dengan yang lain.
-
Abstraksi Visual; mengidentifikasi tampilan suatu obyek dan tahapan dalam proses penyederhanaannya.
-
Kesatuan Format; suatu upaya yang dilakukan dengan melihat hubungan pada setiap bagian-bagian desain seperti proporsi, skala dan dimensi, simetri atau asimetri, contrast, balance dan sebagainya.
Materi-materi pendidikan diatas merupakan materi
basic yang harus dipahami sejak awal. Aplikasi pembelajarannya
berbeda-beda pada setiap institusi, misal: nirmana dua dimensi/tiga
dimensi, estetika, studi seni rupa dasar dan masih banyak lagi.
2. Pemahaman terhadap Teknik Visualisasi
Desainer harus familiar dengan perangkat dasar
pekerjaannya juga dengan proses dan teknik dalam memproduksi karya,
mulai dari sketsa, model hingga ke final artwork. Tentunya
perangkat-perangkat tersebut digunakan dengan sensitifitas dan skill
yang memadai. Apapun alat yang digunakan baik photography, model making,
diagram, drawing dan sebagainya, adalah bertujuan untuk membangun
gagasan. Ada banyak ragam teknik visualisasi, dan berikut ini adalah
beberapa gambarannya:
-
Photography; para desainer menghormati photography sebagai sebuah proses yang dekat dengan “kenyataan”, photography adalah teknik visualisasi yang sangat berperan pada kerja desain grafis dalam menyampaikan sesuatu yang realis, selain dapat membangkitkan emosi tertentu.
-
Translasi Visual; adalah teknik visualisasi dengan mengambil esensi dari suatu image, diringkas, direka ulang menjadi image baru. Ada beberapa desainer yang menamakan translasi visual sebagai visual morphing, visual hirarki, tahapan visual dan lain-lain, namun pada intinya yang ditekankan adalah bagaimana sebuah tampilan visual dapat terwujud dan memiliki rangkaian proses yang rasional.
-
Model Making; teknik visualisasi yang mengekplorasi format tiga dimensional guna merencanakan, men-simulasikan atau mengembangkan format visual menjadi prototipe bagi suatu produk baru atau produk yang siap dipamerkan.
-
Menggambar; adalah teknik visualisasi yang sangat umum dan dilakukan pada kondisi awal, berfungsi sebagai kumpulan gagasan yang mengalir. Gambar biasanya belum divisualisasikan dengan tampilan yang lebih sempurna kecuali gambar tersebut dibutuhkan sebagai mana adanya, misal komik, ilustrasi manual, hand drawing bahkan terkadang storyboard dalam sebuah proyek TV komersial juga digarap secara manual.
-
Typography; adalah teknik visualisasi dengan menggunakan fungsi huruf berdasarkan fungsi dasar huruf itu sendiri sebagai bagian dari teks yang memiliki fungsi keterbacaan atau digunakan berdasarkan format fisiknya. Huruf juga harus dipahami baik secara historis, struktur, penamaan, style dan penggunaannya.
3. Pemahaman terhadap Material dan Perangkat Teknologi
Teknologi selalu bermain peranan dalam proses
mendesain dan proses informasi komunikasi visual. Perangkat teknologi
menjadi penting sekali untuk menunjang kesempurnaan hasil kerja desain
dalam mengolah berbagai gagasan, bahan dan hasil akhir dari sebuah
proyek desain. Sebut saja komputer, kamera, airbrushes, video, film,
mesin cetak, plotter dan sebagainya adalah merupakan alat-alat yang
digunakan dalam menciptakan produk desain. Pastinya desainer akan
memilih, alat apa yang akan digunakan dalam menghasilkan dan mewujudkan
rancangan, itupun harus disesuaikan dengan kebutuhan klien. Pemilihan
material dan perangkat teknologi yang tepat akan menentukan kualitas
tampilan dari sebuah produk desain.
4. Pemahaman dalam Menelurkan Gagasan dan Proses Desain
Bagian terpenting dari kerja desain setelah
gagasan-gagasan terwujud adalah bagaimana cara menyampaikan itu semua
pada pihak yang berkepentingan. Desainer harus memiliki kemampuan untuk
menelurkan gagasan namun juga harus dapat menerima koreksi dan evaluasi
sebagai umpan balik. Dalam hal ini diperlukan pemahaman teknis; untuk
menuliskan konsep secara obyektif, meringkas sebuah ‘rasional kreatif’;
menyajikan gagasan dengan efektif baik secara lisan, visual atau dengan
audiovisual yang mendukung; dan untuk mendengarkan masukan secara
berhati-hati.
5. Pemahaman terhadap Pesan dan Isi
Diperlukan kemampuan berpikir dalam menciptakan
sebuah maksud atau arti dari image, type dan simbol. Kemampuan yang
sangat esensial tersebut diperlukan untuk menjabarkan sebuah perspektif
informasi visual secara persuasif pada pihak yang berkepentingan dan
dapat mencapai sasaran sesuai dengan gagasan. Pemahamannya dapat
dipelajari misalnya dengan:
-
Semantic; adalah studi tentang bagaimana memahami image dan teks.
-
Visual Metaphore; adalah studi tentang kiasan visual dan pemaknaan pada lambang. Sebagai contoh, obor merupakan abstraksi gagasan untuk kemenangan, kebebasan atau kemerdekaan.
-
Komunikasi dan Persuasi; adalah studi yang menekankan uji coba dalam mengkomunikasikan dan bagaimana cara menyampaikan suatu statemen visual yang mengesankan.
-
Signs dan Symbology; meneliti tanda-tanda visual berupa image dan simbol yang lazim digunakan dalam desain grafis dan mengenal target komunikasinya.
6. Metode, Perencanaan dan Manajemen
Menentukan bagaimana cara menyajikan gagasan secara
visual dan berupaya menempatkan setiap obyek desain agar dapat
dikomunikasikan merupakan konsep kerja yang tidak mudah terutama dalam
mengidentifikasi unsur-unsur yang spesifik dalam sebuah karya desain.
Diperlukan suatu metode yang handal, perencanaan yang akurat, manajemen
yang efektif dan efisien dalam mengelola semua proses kerja mendesain.
Beberapa hal konkretnya yang harus dipahami adalah:
-
Metodologi Desain; pemahaman terhadap suatu alur kerja yang digunakan desainer didalam pencarian solusi dari mulai muncul gagasan, eksekusi visual, hingga ke permasalahan komunikasi yang hendak disampaikan.
-
Evaluasi Desain; pemahaman kerja desain melalui suatu sistem uji prosedur. Sebagai contoh, mengamati suatu reaksi anak-anak terahadap pada sebuah buku, dengan melakukan suatu uji coba yang bertujuan menjawab beberapa masalah seperti: Apakah buku tersebut mudah dibaca anak? Apakah buku itu menarik anak? Apakah maksud dan arti yang terkandung diadalam buku itu dapat dikomunikasikan secara efektif.
-
Manajemen Desain; pemahaman yang melibatkan suatu ikhtisar dari tata laksana kerja desain, termasuk didalamnya memanajemen kreativitas, biaya-biaya, operasional teknis, scheduling dan deadline hingga standar mutu dan kualitas.
7. Sejarah dan Kritik
Para desainer adalah bagian dari suatu kultur visual
yang meliputi seni, arsitektur dan desain baik pada saat ini, masa depan
maupun masa lalu. Para Desainer belajar tentang masa lalu untuk
mengembangkan inspirasi dan untuk memahami beragam tema desain pada
suatu jaman, gaya dan pengembangan teknisnya, para pelaku dan
penggunanya bahkan mungkin digunakan untuk melacak bagaimana
gagasan-gagasan tertentu pada suatu era atau bagaimana pengembangan
dunia seni dan kemajuan teknologi dapat mempengaruhi proses para
desainer dan hasil karyanya. Sementara itu, Kritik membantu desainer
mengevaluasi kegunaan atau tampilan dari suatu desain.
8. Teori Desain
Teori Desain berupaya menyelidiki prinsip dasar tentang “apa dan
mengapa” dalam berlangsungnya proses desain. Sebagai contoh, kenapa
suatu warna dapat mengkomunikasikan kebahagiaan, sementara bagi
seseorang dari masyarakat yang lain justru mengkomunikasikan kemarahan?
Bagaimana budaya tertentu dapat mempengaruhi desainer dan audience?
Seperti apa segmentasi dari sebuah desain dan bagaimana sebuah desain
dapat tampil di depan publik? Teori Desain juga melakukan penelusuran
untuk menemukan prinsip-prinsip tertentu dalam proses kerja desain
grafis dan melihat apakah sebuah desain berproses dengan cara yang
intuitif atau disengaja. Biasanya digunakan pada desain-desain yang
pernah ada dan digunakan sebagai bahan kajian, kritik atau penggalian
inspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar